Penulis: David Velantin P. Sianipar
Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Minat Utama: Manajemen Rumah Sakit
Ringkasan:
Latar belakang: Surgical site infection (SSI) masih
merupakan permasalahan di dalam pelayanan kesehatan. Insidensi SSI umumnya tinggi
di negara-negara berkembang. Di rumah sakit-rumah sakit di Indonesia, insidensi SSI berkisar
antara 3-18%. Bedah sesar merupakan salah satu jenis pembedahan, yang mempunyai
insidensi SSI yang tinggi. Data tentang insidensi dan faktor-faktor risiko yang
berhubungan dengan SSI pada bedah sesar di Indonesia masih belum diketahui.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor risiko dan
persepsi petugas terhadap kejadian SSI pada bedah sesar di RSUD Dr. Rubini Mempawah.
Metode: Dilakukan penelitian cross sectional dengan
menggunakan rekam medis sebagai sumber data, mulai Januari 2002-Juni 2007. Subyek
penelitian adalah semua wanita yang dilakukan tindakan bedah sesar di RSUD Dr. Rubini
Mempawah. SSI ditentukan berdasarkan kriteria Centers for Disease
Control and Prevention (CDC). Untuk mengetahui persepsi petugas terhadap
SSI pada bedah sesar digunakan rancangan penelitian survei dengan menggunakan
kuesioner. Data hasil survei disajikan secara deskriptif, sedangkan untuk
faktor-faktor risiko dianalisa secara univariat dan multivariat.
Hasil Penelitian: Dari 298 pasien yang dilakukan bedah sesar
sepanjang periode penelitian (66 bulan), ditemukan 65 pasien (21,8%) mengalami
SSI. Hasil analisis multivariat dengan logistic regression menyatakan faktor
risiko yang berhubungan dengan kejadian SSI adalah lama rawat pasca bedah >5
hari (OR= 7,5; 95% CI 3,6-15,3). Untuk persepsi petugas, diperoleh hasil bahwa
semua dokter (100%) tidak tahu tentang definisi SSI. Semua responden (100%)
mempunyai persepsi yang buruk terhadap peningkatan usia pasien sebagai faktor
risiko SSI.