Identifikasi Residu Pestisida Klorpirifos dalam Sayuran Kol Mentah di Pasar Terong Kota Makassar dan Sayuran Kol Siap Santap di Kantin Jasper Universitas Hasanuddin Makassar 2013

Skripsi disusun oleh: Elvinali Herdariani
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar 2013

Intisari

Residu pestisida yang terdapat dalam produk pertanian maupun makanan siap santap dapat menimbulkan gangguan kesehatan apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama secara terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan konsentrasi residu pestisida klorpirifos dalam sayuran kol masak di Kantin Jasper Universitas Hasanuddin Makassar dan sayuran kol mentah di Pasar Terong Kota Makassar. Penelitian ini merupakan survey observasional dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Pengujian Pestisida UPTD BPTPH.

Adapun dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa konsentrasi residu pestisida klorprifos dalam sayuran kol siap santap di Kantin Jasper Universitas Hasanuddin Makassar dan sayuran kol mentah di Pasar Terong Kota Makassar tidak terdeteksi berdasarkan batas deteksi alat kromatografi gas yaitu ≥ 0,1 mg/kg. Hal ini disebabkan adanya beberapa perlakuan yang diberikan pada sayuran kol. Residu pestisida klorpirifos dalam sayuran kol siap santap di Kantin Jasper Universitas Hasanuddin Makassar dan sayuran kol mentah di Pasar Terong Kota Makassar masih berada di bawah BMR pestisida klorpirifos dalam sayuran kol yaitu 1 mg/kg.

Disarankan kepada instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan Dinkes untuk meningkatkan penyuluhan kepada para petani sayuran kol agar para petani mengetahui dampak-dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pestisida dan mengetahui cara penggunaan pestisida yang benar. Disarankan kepada para penjual sayuran kol baik yang siap santap maupun yang mentah hendaknya memberikan beberapa perlakuan pada sayuran kol untuk mengantisipasi tingginya residu pestisida dalam sayuran kol. Disarankan kepada para konsumen sayuran kol untuk tidak perlu takut mengkonsumsi sayuran kol, karena dengan adanya beberapa perlakuan seperti pencucian dengan air mengalir (pembersihan) dan pemanasan dapat menurunkan kadar residu pestisida pada sayuran kol.

Kata Kunci : Residu, Pestisida, Klorpirifos, Pasar Terong, Kantin Jasper


Daftar Referensi

Yusnani, 2013. Identifikasi residu pestisida golongan organofosfat pada sayuran kentang di Swalayan Lottemart dan Pasar Terong Kota Makassar tahun 2013. Skripsi. Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Yasin, M., 2010. Senyawa-senyawa pestisida pertanian serta penanganannya bagi keselamatan manusia. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahuan PEJ dan PFJ XX Komda Sulawesi Selatan hal.118 - 133
Wikipedia Bahasa Indonesia, 2012. Kantin. (online). (diupdate 31 Mei 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Kantin (diakses 23 Mei 2013).
Wahyuningsih, M., 2012. Ini dia syarat kantin sehat di sekolah. Detik health.com. (online). (20 Nopember 2012). http://health.detik.com/read/2012/11/20/152458/2095891/766/ini-dia-syarat-kantin-sehat-di-sekolah (diakses 23 Mei 2013).
Susilawati, A., 2002. Keamanan mikrobiologi pangan dan survey lapangan sayuran di tingkat petani dan pasar tradisional di daerah Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian. Bogor.
Sudarmo, S.1991. Pestisida. Yogyakara : Kanisius.
Sub Dit P2 Pestisida, 1992. Pestisida dan Pengunaannya. Jakarta : DepKes RI
Sartono, 2001. Racun dan Keracunan. Jakarta : WidyaMedika.
Said, E. G., 1994.,Dampak negative pestisida, sebuah catatan bagi kita semua. Agrotek, 2 (1), hal. 71 – 72.
Saenong, M.S., 2007. Beberapa senyawa pestisida yang berbahaya.Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII KomdaSul-Sel, hal. 192 – 198.
Ruslan, 2003. Keamanan mikrobiologi dan survey lapang sayur olahan di daerah Bogor Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB, Bogor.
Runia, Y. A., 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keracunan pestisida organofosfat, karbamat dan kejadian anemia pada petani hortikultura di Desa Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Retno, A., 2006. Usaha pengendalian pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida pertanian. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3 (1), hal. 95 – 106.
Ramli, 2010. Respon varietas kubis (Brassica oleraceae) dataran rendah terhadap pemberian berbagai jenis mulsa. Agroland, 17(1), p. 30 -37.
Permentan No 7 Tahun 2007. Tentang syarat dan tatacara pendaftaran pestisida menteri pertanian. Jakarta : Departemen Pertanian RI.
------------ No 24 Tahun 2011. Tentang syarat dan tatacara pendaftaran pestisida. Jakarta : Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Pracaya, 2001. Kol alias kubis. Jakarta : Penebar Swadaya.
Ohorella, A., 2013. Identifikasi residu pestisida golongan organoklorin bahan aktif lindan pada wortel di Pasar Tradisional (Pasar Terong) dan Pasar Moderen (Swalayan Ramayana M’tos) Kota Makassar tahun 2013.Skripsi.Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Mustiana, 2004. Studi kandungan pestisida pada kacang panjang dan kol di Swalayan Gelael dan Pasar Terong Kota Makassar tahun 2004. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Mulyono, S., 2009. Bercocok tanam kubis. Bandung : Ganeca Exact.
Maruli, A., Santi, D. N., & Naria, E., 2012. Analisa kadar residu insektisida golongan organofosfat pada kubis (brassica oleracea) setelah pencucian dan pemasakan di desa dolat rakyat kabupaten karo tahun 2012.http://jurnal.usu.ac.id/index.php/lkk/article/view/1635/937. diakses 2 Juni 2013.
Kepmentan, 2001. Tentang syarat dan tata cara pendaftaran pestisida. Jakarta: Departemen Pertanian RI.
Kasjono, H.S., &Yasril, 2009. Teknik sampling untuk penelitian kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Djojosumarto, P., 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka. Indraningsih, 2008. Pengaruh penggunaan insektisida karbamat terhadap kesehatan ternak dan produknya. Wartazoa, 18 (2), hal. 101 – 114.
Ditjen Tanaman Pangan, 2006. Metode pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian. Jakarta : Departemen Pertanian RI.
Direktorat Jenderal PPM & PLP, 1992. Pemeriksaan Cholinesterase Darah dengan Tintometer Kit. Jakarta : Depkes RI.
BTKL-PPM, 2009. Analisis dampak penggunaan pestisida terhadap petani dan lingkungan di Kecamatan Tanete Kabupaten Bone tahun 2009. Makassar : BTKL-PPM Makassar.
BSN, 2008. Standard Nasional Indonesia batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.
Badan POM, 2010a. Klorpirifos,Jakarta :Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan POM. http://ik.pom.go.id/katalog/Klorpirifos.pdf. diakses 2 Juni 2013.
Ariadi, 2004. Faktor2 resiko penggunaan pestisida terhadap keracunan pada petani kol di desa Eran Batu Kecamatan Baraka kabupaten Enrekang tahun 2003.Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Anonim, 2012. Panduan penulisan skripsi. Makassar : Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Alsuhendra, 1998. Studi residu petisida pada bahan makanan dan pengaruhnya terhadap keaadan biokimia darah dan organ tubuh tikus. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Afriyanto,2008. Kajian keracunan pestisida pada petani penyemprot cabe di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.Thesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Achmadi, U.F. Aspek Kesehatan Kerja Sektor Informal. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia. DepKes RI. Jakarta, 1991.

Penelitian Kesehatan Masyarakat- Headline Animator