Penulis: Pahlanasion
Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Ringkasan:
Latar Belakang: Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit prioritas
karena menempati rangking ke 4 dari 10 penyakit terbanyak di Kota Bengkulu,
sehingga memerlukan penanganan yang lebih intensif. Untuk dapat menangani
problem kesehatan gigi dan mulut diperlukan sistem informasi yang akurat, tepat
waktu dan relevan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan
data kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bengkulu.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
rancangan cross sectional, menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif,
bersifat evaluatif. Populasi penelitian adalah seluruh pengelola data kesehatan
gigi dan mulut di Puskesmas dalam wilayah Kota Bengkulu, dengan subyek
penelitian Kepala Puskesmas, dokter gigi, perawat gigi dan koordinator SP2TP Puskesmas.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner dan cek dokumen diseluruh
Puskesmas dalam wilayah Kota Bengkulu. Data kualitatif diperoleh dari hasil
wawancara mendalam dengan subyek penelitian serta hasil observasi langsung
pengelolaan data kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu.
Hasil: Jumlah SDM pengelola data kesehatan gigi dan mulut cukup,sebagian
besar mempunyai masa kerja lebih dari 2 tahun dan seluruhnya adalah pegawai
negeri sipil, tetapi umumnya mereka belum pernah mengikuti pelatihan tentang
pengelolaan data. Sarana untuk pengelolaan data berupa formulir dan register
cukup, namun komputer tidak ada, sehingga pengelolaannya dilakukan secara manual.
Dana untuk pengelolaan data tersedia dari dana operasional Puskesmas Proses
pengumpulan dan pengolahan data belum dilaksanakan dengan baik dan benar
sehingga tidak akurat dan tidak tepat waktu. Penyajian data belum dilaksanakan.
Puskesmas yang tidak memanfaatkan data untuk perencanaan sebanyak 66,7%,
Puskesmas yang membuat perencanaan tidak memanfaatkan rencana tersebut sebagai
panduan kerja. Pemantauan program dilakukan melalui stratifikasi Puskesmas,
tetapi stratifikasi tersebut hanya disimpan dan tidak dijadikan bahan koreksi. Evaluasi
dilakukan dalam bentuk pembuatan laporan tahunan, tetapi laporan tahunan tersebut
hanya untuk dikirim ke Dinas Kesehatan tanpa ditindak lanjuti di Puskesmas.
Seluruh (100%) dokter gigi dan perawat gigi serta 93,3% koordinator SP2TP
menyatakan bahwa waktu merupakan faktor penghambat dalam pengelolaan data kesehatan
gigi dan mulut, sedangkan faktor pendukungnya adalah selalu tersedianya sarana
dalam pengelolaan data.