Penulis skripsi: Andi Rahmat Reski
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar 2014
Intisari
Buah nanas mengandung iodium, klor, dan fenol yang digunakan sebagai bahan desinfektan untuk pembersih alat makan dan minum. Pencucian peralatan makan dengan menggunakan bahan desinfektan alami dapat membebashamakan peralatan makan yang digunakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan larutan bonggol nanas dalam menurunkan jumlah kuman pada peralatan makan penjual makanan. Penelitian ini merupakan eksprimen dengan desain pre-post test. Pemeriksaan alat makan berasal dari dua penjual bakso yang tidak menggunakan detergen pada proses pencucian alat makan. Alat makan yang dipilih berupa sendok dan mangkuk yang telah digunakan oleh konsumen sebelum dicuci dan setelah dibilas dengan larutan bonggol nanas konsentrasi 7,5%. Dilakukan pemeriksaan alat makan sebanyak empat kali pada setiap penjual yang masing-masing terdiri dari sepasang peralatan makan tanpa perlakuan (kontrol), sepasang peralatan makan pada konsumen pertama, kelima, dan kesepuluh. Jumlah total alat makan yang diperiksa sebanyak 32 sampel. Pemeriksaan sampel dilakukan di laboratorium Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembilasan dengan larutan bonggol nanas konsentrasi 7,5% mampu menurunkan jumlah kuman alat makan penjual bakso A pada pembilasan pertama menunjukkan sendok sebesar 100%, mangkuk sebesar 99,33%, pembilasan kelima menunjukkan sendok sebesar 52,38%, mangkuk sebesar 57,24%, pembilasan kesepuluh menunjukkan sendok sebesar 45,20%, mangkuk sebesar 6,88%. Sedangkan penjual bakso B pada pembilasan pertama menunjukkan sendok sebesar 100%, mangkuk sebesar 88,88%, pembilasan kelima menunjukkan sendok sebesar 60%, mangkuk sebesar 78,38%, dan pembilasan kesepuluh menunjukkan sendok sebesar 50,23%, mangkuk sebesar 67,51%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa larutan bonggol nanas dapat menurunkan jumlah kuman pada peralatan makan di setiap tahap pembilasan. Larutan bonggol nanas konsentrasi 7,5% paling efektif digunakan pada pembilasan pertama peralatan makan dan maksimal digunakan lima kali pembilasan. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada penjual bakso agar memperhatikan kebersihan pencucian peralatan makan.
Kata Kunci : Kuman, alat makan penjual bakso, bonggol nanas.
Daftar Referensi
Sulistiyani, dkk. 2004. Perbedaan Jumlah Mikroba pada Alat Makan Sebelum dan Sesudah Dicuci dengan Daun Jeruk Purut (Citrus Histrix). FKM Universitas Muhammadiyah Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 1 No. 2 Tahun 2004. Hal.1-63 Http://Jurnal.unimus.ac.id. [diakses 21 April 2014].
Sujudi, achmad. 2003. Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Soedarya, Arief Prahasta. 2009. Agribisnis Nanas. Bandung ; CV Pustaka Grafika.
Selomo, dkk. 2013. Panduan Penulisan Skripsi. Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Rukmana, Rahmat. 1996. Nenas Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta ; Penerbit Kanisius.
Reski, Andi Rahmat. 2011. Kemampuan Larutan Nanas (Ananas Comosus L.Merr) dengan Berbagai Konsentrasi dalam Menurunkan Jumlah Kuman pada Peralatan Makan. Makassar ; Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Politeknik Kementerian Kesehatan Makassar.
Rakhmat Riswan. 2003. Studi Kandungan Bakteri Peralatan Makan di Restoran Bira Beach Tanjung Bira Kabupaten Bulukumba. Makassar : Skripsi Program Studi Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Rahardja Kirana, Hoan Tjay T. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek Sampingnya. Jakarta : PT. Gramedia, edisi ke 5.
Rachmawan, obin. 2001. Ruang Lingkup Mikroorganisme. Jakarta ; Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta.
Pohan, Desmaslima. 2009. Pemeriksaan Esherichia Coli pada Usapan Peralatan Makan yang Digunakan Oleh Pedagang Makanan di Pasar Petisah Medan. Medan ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.
Muslimah. 1995. Proses Pencucian Alat Makan Hubungannya dengan Kondisi Bakteriologis Peralatan Makan Sop Konro. Akademi Penilik Muhammadiyah. Ujung Pandang.
Massudi. 2003. Perilaku Penjamah Makanan dalam Mengelola Makanan di Warung Sekitar Kampus Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Semarang ; Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
Kemal. 2009. Nanas (Ananas Comosus). Jakarta ; Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. [online].http//www.ristek.go.id.[diakses 10 Januari 2014].
Istika, Dewi. 2009. Pemanfaatan Enzim Bromelain pada Limbah Kulit Nanas (Ananas Comosus L.Merr) dalam Pengempukan Daging. Surakarta ; Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret.
Ilyas, Muhammad. 2005. Daya Hambat Minimal Ekstrak Bonggol Nanas terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dalam Plak Gigi. Makassar ; Jurnal PDGI. Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS.Hal. 193-197.
Fachruddin, Lisdiana. 1997. Membuat Aneka Selai. Yogyakarta ; Penerbit Kanisius.
Depkes RI. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.715/Menkes/SK/V/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta.
Depkes RI. 1994. Pedoman Pembinaan Makanan Jajanan Kaki Lima. Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Depkes.
Buckle, et al., 1987. Ilmu Pangan. Jakarta ; Penerbit UI Press.
Arif, Asmawati. 1996. Efektifitas Penggunaan Kulit Jeruk Nipis untuk Melarutkan Lemak dalam Proses Pencucian Peralatan Makan Sop Konro. Makassar : Akademi Kesehatan Lingkungan Muhammadiyah Ujung Pandang.
Anwar. 1987. Sanitasi Makanan dan Minuman pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitarian. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anwar, dkk. 1990. Pedoman Bidang Studi Makanan dan Minuman pada Instansi Tenaga Sanitasi. Jakarta.
Anggraini, Deni, dkk. 2012. Formulasi Sabun Cair dari Ekstrak Batang Nanas (Ananas Comosus. L) untuk Mengatasi Jamur Candida Albicans. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia. http://ejournal.unri.ac.id [diakses 21 April 2014].
Andriyani.A, dkk. 2009. Efektivitas Penurunan Jumlah Angka Kuman Alat Makan dan Efisiensi Biaya yang Digunakan pada Metode Pencucian Alat Makan di Rumah Sakit Kota Surakarta. Yogyakarta ; Jurnal Gizi klinik Indonesia Vol. 6, No.1, Juli 2009 ; 35-41. Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Aji, Seno Bayu. 2010. Pemanfaatan Keong Sawah dalam Pembuatan Kecap secara Enzimatis (Kajian Penambahan Hancuran Bonggol Nanas dan Lama Fermentasi). Jawa Timur ; Skripsi Prodi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional.
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar 2014
Intisari
Buah nanas mengandung iodium, klor, dan fenol yang digunakan sebagai bahan desinfektan untuk pembersih alat makan dan minum. Pencucian peralatan makan dengan menggunakan bahan desinfektan alami dapat membebashamakan peralatan makan yang digunakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan larutan bonggol nanas dalam menurunkan jumlah kuman pada peralatan makan penjual makanan. Penelitian ini merupakan eksprimen dengan desain pre-post test. Pemeriksaan alat makan berasal dari dua penjual bakso yang tidak menggunakan detergen pada proses pencucian alat makan. Alat makan yang dipilih berupa sendok dan mangkuk yang telah digunakan oleh konsumen sebelum dicuci dan setelah dibilas dengan larutan bonggol nanas konsentrasi 7,5%. Dilakukan pemeriksaan alat makan sebanyak empat kali pada setiap penjual yang masing-masing terdiri dari sepasang peralatan makan tanpa perlakuan (kontrol), sepasang peralatan makan pada konsumen pertama, kelima, dan kesepuluh. Jumlah total alat makan yang diperiksa sebanyak 32 sampel. Pemeriksaan sampel dilakukan di laboratorium Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembilasan dengan larutan bonggol nanas konsentrasi 7,5% mampu menurunkan jumlah kuman alat makan penjual bakso A pada pembilasan pertama menunjukkan sendok sebesar 100%, mangkuk sebesar 99,33%, pembilasan kelima menunjukkan sendok sebesar 52,38%, mangkuk sebesar 57,24%, pembilasan kesepuluh menunjukkan sendok sebesar 45,20%, mangkuk sebesar 6,88%. Sedangkan penjual bakso B pada pembilasan pertama menunjukkan sendok sebesar 100%, mangkuk sebesar 88,88%, pembilasan kelima menunjukkan sendok sebesar 60%, mangkuk sebesar 78,38%, dan pembilasan kesepuluh menunjukkan sendok sebesar 50,23%, mangkuk sebesar 67,51%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa larutan bonggol nanas dapat menurunkan jumlah kuman pada peralatan makan di setiap tahap pembilasan. Larutan bonggol nanas konsentrasi 7,5% paling efektif digunakan pada pembilasan pertama peralatan makan dan maksimal digunakan lima kali pembilasan. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada penjual bakso agar memperhatikan kebersihan pencucian peralatan makan.
Kata Kunci : Kuman, alat makan penjual bakso, bonggol nanas.
Daftar Referensi
Sulistiyani, dkk. 2004. Perbedaan Jumlah Mikroba pada Alat Makan Sebelum dan Sesudah Dicuci dengan Daun Jeruk Purut (Citrus Histrix). FKM Universitas Muhammadiyah Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 1 No. 2 Tahun 2004. Hal.1-63 Http://Jurnal.unimus.ac.id. [diakses 21 April 2014].
Sujudi, achmad. 2003. Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Soedarya, Arief Prahasta. 2009. Agribisnis Nanas. Bandung ; CV Pustaka Grafika.
Selomo, dkk. 2013. Panduan Penulisan Skripsi. Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Rukmana, Rahmat. 1996. Nenas Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta ; Penerbit Kanisius.
Reski, Andi Rahmat. 2011. Kemampuan Larutan Nanas (Ananas Comosus L.Merr) dengan Berbagai Konsentrasi dalam Menurunkan Jumlah Kuman pada Peralatan Makan. Makassar ; Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Politeknik Kementerian Kesehatan Makassar.
Rakhmat Riswan. 2003. Studi Kandungan Bakteri Peralatan Makan di Restoran Bira Beach Tanjung Bira Kabupaten Bulukumba. Makassar : Skripsi Program Studi Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Rahardja Kirana, Hoan Tjay T. 2002. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek Sampingnya. Jakarta : PT. Gramedia, edisi ke 5.
Rachmawan, obin. 2001. Ruang Lingkup Mikroorganisme. Jakarta ; Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta.
Pohan, Desmaslima. 2009. Pemeriksaan Esherichia Coli pada Usapan Peralatan Makan yang Digunakan Oleh Pedagang Makanan di Pasar Petisah Medan. Medan ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.
Muslimah. 1995. Proses Pencucian Alat Makan Hubungannya dengan Kondisi Bakteriologis Peralatan Makan Sop Konro. Akademi Penilik Muhammadiyah. Ujung Pandang.
Massudi. 2003. Perilaku Penjamah Makanan dalam Mengelola Makanan di Warung Sekitar Kampus Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Semarang ; Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
Kemal. 2009. Nanas (Ananas Comosus). Jakarta ; Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. [online].http//www.ristek.go.id.[diakses 10 Januari 2014].
Istika, Dewi. 2009. Pemanfaatan Enzim Bromelain pada Limbah Kulit Nanas (Ananas Comosus L.Merr) dalam Pengempukan Daging. Surakarta ; Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret.
Ilyas, Muhammad. 2005. Daya Hambat Minimal Ekstrak Bonggol Nanas terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dalam Plak Gigi. Makassar ; Jurnal PDGI. Fakultas Kedokteran Gigi UNHAS.Hal. 193-197.
Fachruddin, Lisdiana. 1997. Membuat Aneka Selai. Yogyakarta ; Penerbit Kanisius.
Depkes RI. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.715/Menkes/SK/V/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta.
Depkes RI. 1994. Pedoman Pembinaan Makanan Jajanan Kaki Lima. Jakarta: Ditjen PPM dan PLP Depkes.
Buckle, et al., 1987. Ilmu Pangan. Jakarta ; Penerbit UI Press.
Arif, Asmawati. 1996. Efektifitas Penggunaan Kulit Jeruk Nipis untuk Melarutkan Lemak dalam Proses Pencucian Peralatan Makan Sop Konro. Makassar : Akademi Kesehatan Lingkungan Muhammadiyah Ujung Pandang.
Anwar. 1987. Sanitasi Makanan dan Minuman pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitarian. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anwar, dkk. 1990. Pedoman Bidang Studi Makanan dan Minuman pada Instansi Tenaga Sanitasi. Jakarta.
Anggraini, Deni, dkk. 2012. Formulasi Sabun Cair dari Ekstrak Batang Nanas (Ananas Comosus. L) untuk Mengatasi Jamur Candida Albicans. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia. http://ejournal.unri.ac.id [diakses 21 April 2014].
Andriyani.A, dkk. 2009. Efektivitas Penurunan Jumlah Angka Kuman Alat Makan dan Efisiensi Biaya yang Digunakan pada Metode Pencucian Alat Makan di Rumah Sakit Kota Surakarta. Yogyakarta ; Jurnal Gizi klinik Indonesia Vol. 6, No.1, Juli 2009 ; 35-41. Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Aji, Seno Bayu. 2010. Pemanfaatan Keong Sawah dalam Pembuatan Kecap secara Enzimatis (Kajian Penambahan Hancuran Bonggol Nanas dan Lama Fermentasi). Jawa Timur ; Skripsi Prodi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional.