Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana dalam Perspektif Akseptor pada Wilayah Pelayanan BKKBN Kabupaten Jayawijaya


Tugas Akhir/Tesis Kesehatan Masyarakat

Penulis: Adam Antoh
Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Minat Utama Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan

Ringkasan:

Latarbelakang : Program keluarga berencana telah ditetapkan sebagai salah satu solusi dalam pemecahan masalah kependudukan dan keluarga miskin di Indonesia dan mendapat pengakuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik nasional dan internasional karena berhasil menurunkan Total Fertility Rate (TFR) yang nyata dari 5,6 perwanita pada tahun 1970, menjadi 2,9 pada tahun 1990 dan 2,7 pada tahun 2000. Namun program keluarga berencana tetap memerlukan kebijakan dan strategi baru untuk pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan kepada masayarakat. Penelitian ini bertujuan mengkaji dan menilai kualitas pelayanaan KB menurut pandangan akseptor pada dua komunitas desa tertinggal di Kabupaten Jayawijaya, apakah akses pelayanan KB yang diberikan petugas sudah menjawab kebutuhan atau jauh dari harapan serta mencari kendala apa yang dihadapi dan menawarkan sejumlah alternatif pemecahan problem yang dihadapi dalam akses pelayanan KB di Kabupaten Jayawijaya.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional survey, yang bersifat deskriptif. Sumber data berupa data sekunder dan data primer, baik kuantitatif maupun kualitatif, dan diperoleh melalui kuisioner , diskusi kelompok terarah, dan wawancara dengan akseptor maupun petugas pemberi layanan serta dianalisis secara deskriptif maupun deskriptif statistik.


Hasil : Pandangan akseptor terhadap kualitas pelayanan KB cukup bervariasi. Pandangan akseptor yang tinggal di Wamena sebagai wilayah perkotaan lebih baik atau tinggi 56,33 %,dibanding akseptor yang tinggal di Hobikosi dan Kurulu 53,41% sebagai wilayah pedesaan. Sekalipun sebagian variabel dan indikator terdapat perbedaan, namun itu tidak absolut. Hal ini bisa dipahami karena subjek penelitian sebagian besar penduduk asli Wamena yang memiliki latarbekang sosial kultur, perilaku dan pola hidup yang hampir sama. Perhatian petugas terfokus pada target pencapaian peserta KB aktif dan baru, sehingga pembinaan lanjutan terhadap program KB dan akseptor kurang diperhatikan.


Kesimpulan : Pandangan akseptor terhadap kualitas pelayanan KB cukup baik. Keterlibatan dalam aktivitas organisasi kemasyarakatan, kualitas informasi tentang efek samping, kontraindikasi, ketersediaan alat kontrasepsi pembinaan lanjutan terhadap akseptor dan IMP (institusi masyarakat pedesaan) termasuk dimensi yang cukup lemah dalam implementasi, namun merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan KB.

Penelitian Kesehatan Masyarakat- Headline Animator