Hubungan Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M dengan Densitas Larva Aedes Aegypti di Wilayah Endemis DBD Kota Makassar

Skripsi disusun oleh: Ramlawati
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar 2014

Intisari

Demam Berdarah Dengue ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti. Faktor lain penyebab DBD adalah perilaku masyarakat tidak sehat, sanitasi lingkungan yang buruk, perilaku di dalam rumah pada siang hari, memegang peranan paling besar dalam penularan virus dengue. Penyakit DBD hanya dapat dikendalikan dengan mengendalikan vektornya sampai saat ini karena vaksin dan obatnya belum ada. Oleh sebab itu, pemberantasan penyakit DBD hanya tergantung pada pengendalian vektornya yaitu pengendalian nyamuk Aedes aegypti pra dewasa dan dewasa. Cara fogging dilakukan untuk pengendalian pada stadium dewasa, namun selama larvanya masih ada maka akan selalu timbul nyamuk yang akan melanjutkan penularan DBD. Atas dasar tersebut maka pengendalian pada tahap pra dewasa (larva) adalah yang paling efektif yaitu dengan dilakukannya 3M.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M dengan densitas larva Aedes aegypti di Wilayah Endemis DBD Kota Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Sampel penelitian berjumlah 200 rumah di lima kecamatan endemis. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode proporsional random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung pada pelaksanaan 3M dan semua tempat penampungan air serta wawancara dengan kuisoner. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik chi square melalui program SPSS dengan tingkat kemaknaan α=0,05.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara pelaksanaan menutup dengan densitas larva Aedes aegypti dengan nilai p=0,057, ada hubungan antara pelaksanaan menguras dengan densitas larva Aedes aegypti dengan nilai p=0,000, dan untuk pelaksanaan menyingkirkan/mengubur barang bekas tidak dapat dihubungkan karena tidak terdapat larva pada barang bekas yang ditemukan di sekitar rumah responden. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada masyarakat agar lebih memperhatikan pelaksanaan PSN 3M di lingkungan masing-masing karena akan dapat menghambat pembentukan larva nyamuk Aedes aegypti

Kata Kunci : PSN, 3M, densitas larva Aedes aegypti


Daftar Referensi

Zulkarnaini, Yusni, IS., Dameria, 2008. Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga Dengan Keberadaan Jentik Vektor Dengue Di Daerah Rawan Demam Berdarah Dengue Kota Dumai Tahun 2008. [online] 2 (3) ISSN 1978-5283. http://lib.unri.ac.id/ data/images/phocadownload/2_3__ZKN_dameria_115-124_.pdf [diakses 31 Januari 2014]
Widiyanto, T., 2007. Kejadian Manajemen Lingkungan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Purwokerto, Jawa Tengah. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro, Semarang. [online] http://eprints.undip. ac.id/17910/1/TEGUH_WIDIYANTO.pdf. [diakses 11 Februari 2014]
Widagdo, Laksmono, dkk., 2008. Kepadatan Jentik Aedes aegypti Sebagai Indikator Keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk (3M Plus): di Kelurahan Srondol Wetan, Semarang. Makara, Kesehatan, [online] 12, No. 1, Juni 2008: 13-19 . http://journal.ui.ac.id/health/article/viewFile/278/274,pdf. [diakses 3 Februari 2014]
Victor, Joy. I. S., 2011. Status Entomologi Vektor Demam Berdarah Dengue Di Kelurahan Perkamil Kecamatan Tikala Kota Manado Tahun 2011. [online]
Uda, Bagus P & Asih Rahayu, 2011. Aedes Aegypti Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue. [online] 2 No1 Januari 2011. http.elib.fk.uwks.ac.id.asset .archieve.jurnalvol2.no1.Januari 2011Aedes Aegypti Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue.pdf. [diakses 31 Januari 2014]
Syukur, Irsan. 2012. Pemetaan Distribusi Densitas Larva Aedes aegypti di Kelurahan Tamalanrea Indah Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Skripsi Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar
Soegijanto, Soegeng. 2012. Demam Berdarah Dengue. UniversitasAirlangga: Surabaya
Sitio, Anton, 2008. Hubungan Perilaku Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Kebiasaan Keluarga Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2008. Tesis Sarjana. Fakultas Kesehatan Lingkungan. Universitas Diponegoro, Semarang
Sari, Wulan & Tri Puji Kurniawan, 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku PSN Dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti di Desa Ngesrep Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Jurnal Kesehatan, [online] ISSN 1979-7621, 5, No. 1, Juni 2012: 66-73. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/3068/820WULANSARI.pdf?sequence=1 [diakses 28 Januari 2014]
Sari, P., dkk., 2012. Hubungan Kepadatan Jentik Aedes Sp Dan Praktik PSN dengan Kejadian DBD Di Sekolah Tingkat Dasar Di Kota Semarang. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, [online] 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 413 – 422. http://ejournal s1.undip.ac.id/index. php/jkm/article/download/ 1128/1151. [diakses 11 Februari 2014]
Santoso & Budiyanto, A., 2008 .Hubungan Pengetahuan Sikap Dan Perilaku (PSP) Masyarakat Terhadap Vektor Dbd Di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Ekologi Kesehatan, [online] 7 No. 2, Agustus 2008 : 732 – 739 http://portalgaruda.org/download_article.php. article=71631&val=4887 . [diakses 31 Januari 2014]
Roose, A., 2008. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. [online]. http://repository.usu.ac.id./bitstream/123456789/6637.pdf. [diakses 1 Februari 2014]
Riyadi, Akhmad, 2012. Pemetaan Densitas Larva Aedes Aegypti Berdasarkan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD Di Kelurahan Ballaparang Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Skripsi Sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar
Ridha, R., dkk., 2013. Hubungan Kondisi Lingkungan dan Kontainer dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue di Kota Banjarbaru. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang, [online]. 4, No. 3, Juni 2013. Hal : 133 – 137. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/buski/article/download/3231/3202. [diakses 2 Februari 2014]
Respati, Y. K.,& Soedjajadi, K., 2007. Perilaku 3M, Abatesasi Dan Keberadaan Jentik Aedes aegypti Hubungannya Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Surabaya. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, [online] 3, NO.2, JANUARI 2007 : 107 – 118. http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/JKL/article/view/625. [diakses 11 Februari 2014]
Nurjanah, 2013. Hubungan Praktik PSN dan Akses Air Bersih dengan Kejadian DBD pada Siswa SD di Kecamatan Palu Selatan. [online] http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4249/JURNAL NurjanahK11109023.pdf?sequence=1. [diakses 11 Februari 2014]
Nirwana, Topan., Ardini, R., Irvan, A, 2013. Pengaruh curah hujan, temperatur dan Kelembaban Terhadap Kejadian Penyakit Dbd, Ispa dan Diare: Suatu Kajian Literatur. [online]. http://pustaka.unpad.ac.id-content/uploads.2013/pustaka_ unpad_pengaruh_curah_hujan_temperatur_ dan_kelembaban.pdf. [diakses 31 Januari 2014]
Ni Nyoman, dkk. 2008. Pengamatan Indeks Jentik dan Tempat Perkembangbiakan Aedes aegypti di Kota Palu. Jurnal Vektor Penyakit Vo. 2 Nomor 1
Nahumarury, Nur, A, 2013. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Aedes Aegypti dengan Keberadaan Larva Di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar. [online]. http://repository.unhas. ac.id/bitstream/ handle/123456789/5668/jurnal skripsi.pdf?sequence=1. [diakses 1 Februari 2014]
Nahdah, 2013. Hubungan Perilaku 3M Plus Dengan Densitas Larva Aedes Aegypti Di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Sulawesi Tengah. [online]. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5658/JURNAL/NAHDA.pdf. [diakses 2 Februari 2014]
Meydel, Suzan A, 2013. Pemetaan Distribusi Densitas Larva Aedes Aegypti dan Pelaksanaan 3M Dengan Kejadian DBD di Kelurahan Kalukuang Kecamatan Tallo Kota Makassar. Skripsi Sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar
Majidah, A. V. D., Rina, N.F., Ririn, A. W., 2010. Faktor Iklim dan Angka Insiden Demam Berdarah Dengue Di Kabupaten Serang. Makara, Kesehatan, [online] 14, No. 1, Juni 2010: 31-38. http://journal.ui.ac.id/health/article/viewFile/644/629. [diakses 31 Januari 2014]
Kumayah, Umi, 2011. Perbedaan Keberadaan Aedes Aegypti di Container Dalam Rumah di Kelurahan Rawasari dan Cempaka Putih Barat Jakarta. [online]. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20318186-S-Umi+Kumayah.pdf. Skripsi Sarjana. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia, Jakarta. [diakses 1 Februari 2014]
Kemenkes RI., 2011. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. [online]. www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDONESIA_TAHUN_2011.pdf. [diakses 1 Februari 2014]
Jurnal Kesehatan Lingkungan. 1 No. 1 Oktober 2011. http:// ejurnal .poltekkesmanado.ac.id/index.php/JKL/article/download/59/90 [diakses 31 Januari 2014]
Ganie, M., W., 2009. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tentang 3M (Mengubur Barang Bekas, Menutup dan Menguras Tempat Penampungan Air) Pada Keluarga Di Kelurahan Padang Bulan. [online] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14262/1/09E02923.pdf. [diakses 13 Februari 2014]
Gama, A.T., & Betty, F.R., 2010. Analisis Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Desa Mojosongo Kabupaten Boyolali . EKSPLANASI, [online] 5,Nomor.2.http://www.kopertis6.or.id/journal/index.php/eks/article/download/12/10 [diakses 28 Januari 2014]
Djunaedi, Djoni, 2006. Demam Berdarah Dengue. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
Dinkes Provinsi Sulsel, 2009. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2008. [online]. http://datinkessulsel.files.wordpress.com/2008/10/profil-kesehatan-sulse l _09.pdf. [diakses 1 Februari 2014]
Dinkes Kota Makassar, 2012. Profil Kesehatan Kota Makassar. [online]. Dinkes kota makassar.net/download/3855214/Profil Kesehatan Kota Makassar/2012.pdf. [diakses 5 Februari 2014]
Detu, Q, 2012. Hubungan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Dengan Densitas Larva Aedes Aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar. Skripsi Sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar
Depkes RI, 2010. Buletin DBD. [online]. http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/buletin/BULETIN 20DBD.pdf. [diakses 28 Januari 2014]
Chadijah, dkk., 2011. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD) di Dua Kelurahan di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Media Litbang Kesehatan, [online] 21 Nomor 4 Tahun2011. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/viewFile.pdf. [diakses 2 Februari 2014]
Budiyanto, dkk., 2005. Studi Indeks Larva Nyamuk Aedes aegypti Dan Hubungannya Dengan PSP Masyarakat Tentang Penyakit DBD Di Kota Palembang Sumatera Selatan. [online] http://download.portalgaruda.org/article. php?article=80815&val =4900. Vol 1(1) [diakses 11 Februari 2014]
Anonim, 2010. Tinjauan Umum Tentang Nyamuk Aedes aegypti. [online] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35240/4/Chapter%20ll.pdf. [diakses 17 Februari 2014]
Afriza, Tuti, 2012. Pengaruh Perilaku Masyarakat Dalam 3M Plus Terhadap Resiko Kejadian Demam Berdarah Di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhanhaji Timur Kabupaten Aceh Selatan. [online]. www.lppm.stikesubudiyah .ac.id.jurnal.FTUTI_ AFRIZA-bsv-jurnal_tuti_a.pdf. [diakses 1 Februari 2014]

Identifikasi Residu Pestisida Klorpirifos dalam Sayuran Kol Mentah di Pasar Terong Kota Makassar dan Sayuran Kol Siap Santap di Kantin Jasper Universitas Hasanuddin Makassar 2013

Skripsi disusun oleh: Elvinali Herdariani
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar 2013

Intisari

Residu pestisida yang terdapat dalam produk pertanian maupun makanan siap santap dapat menimbulkan gangguan kesehatan apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama secara terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan konsentrasi residu pestisida klorpirifos dalam sayuran kol masak di Kantin Jasper Universitas Hasanuddin Makassar dan sayuran kol mentah di Pasar Terong Kota Makassar. Penelitian ini merupakan survey observasional dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Pengujian Pestisida UPTD BPTPH.

Adapun dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa konsentrasi residu pestisida klorprifos dalam sayuran kol siap santap di Kantin Jasper Universitas Hasanuddin Makassar dan sayuran kol mentah di Pasar Terong Kota Makassar tidak terdeteksi berdasarkan batas deteksi alat kromatografi gas yaitu ≥ 0,1 mg/kg. Hal ini disebabkan adanya beberapa perlakuan yang diberikan pada sayuran kol. Residu pestisida klorpirifos dalam sayuran kol siap santap di Kantin Jasper Universitas Hasanuddin Makassar dan sayuran kol mentah di Pasar Terong Kota Makassar masih berada di bawah BMR pestisida klorpirifos dalam sayuran kol yaitu 1 mg/kg.

Disarankan kepada instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan Dinkes untuk meningkatkan penyuluhan kepada para petani sayuran kol agar para petani mengetahui dampak-dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pestisida dan mengetahui cara penggunaan pestisida yang benar. Disarankan kepada para penjual sayuran kol baik yang siap santap maupun yang mentah hendaknya memberikan beberapa perlakuan pada sayuran kol untuk mengantisipasi tingginya residu pestisida dalam sayuran kol. Disarankan kepada para konsumen sayuran kol untuk tidak perlu takut mengkonsumsi sayuran kol, karena dengan adanya beberapa perlakuan seperti pencucian dengan air mengalir (pembersihan) dan pemanasan dapat menurunkan kadar residu pestisida pada sayuran kol.

Kata Kunci : Residu, Pestisida, Klorpirifos, Pasar Terong, Kantin Jasper


Daftar Referensi

Yusnani, 2013. Identifikasi residu pestisida golongan organofosfat pada sayuran kentang di Swalayan Lottemart dan Pasar Terong Kota Makassar tahun 2013. Skripsi. Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Yasin, M., 2010. Senyawa-senyawa pestisida pertanian serta penanganannya bagi keselamatan manusia. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahuan PEJ dan PFJ XX Komda Sulawesi Selatan hal.118 - 133
Wikipedia Bahasa Indonesia, 2012. Kantin. (online). (diupdate 31 Mei 2012). http://id.wikipedia.org/wiki/Kantin (diakses 23 Mei 2013).
Wahyuningsih, M., 2012. Ini dia syarat kantin sehat di sekolah. Detik health.com. (online). (20 Nopember 2012). http://health.detik.com/read/2012/11/20/152458/2095891/766/ini-dia-syarat-kantin-sehat-di-sekolah (diakses 23 Mei 2013).
Susilawati, A., 2002. Keamanan mikrobiologi pangan dan survey lapangan sayuran di tingkat petani dan pasar tradisional di daerah Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian. Bogor.
Sudarmo, S.1991. Pestisida. Yogyakara : Kanisius.
Sub Dit P2 Pestisida, 1992. Pestisida dan Pengunaannya. Jakarta : DepKes RI
Sartono, 2001. Racun dan Keracunan. Jakarta : WidyaMedika.
Said, E. G., 1994.,Dampak negative pestisida, sebuah catatan bagi kita semua. Agrotek, 2 (1), hal. 71 – 72.
Saenong, M.S., 2007. Beberapa senyawa pestisida yang berbahaya.Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII KomdaSul-Sel, hal. 192 – 198.
Ruslan, 2003. Keamanan mikrobiologi dan survey lapang sayur olahan di daerah Bogor Barat. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB, Bogor.
Runia, Y. A., 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keracunan pestisida organofosfat, karbamat dan kejadian anemia pada petani hortikultura di Desa Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Retno, A., 2006. Usaha pengendalian pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida pertanian. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3 (1), hal. 95 – 106.
Ramli, 2010. Respon varietas kubis (Brassica oleraceae) dataran rendah terhadap pemberian berbagai jenis mulsa. Agroland, 17(1), p. 30 -37.
Permentan No 7 Tahun 2007. Tentang syarat dan tatacara pendaftaran pestisida menteri pertanian. Jakarta : Departemen Pertanian RI.
------------ No 24 Tahun 2011. Tentang syarat dan tatacara pendaftaran pestisida. Jakarta : Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Pracaya, 2001. Kol alias kubis. Jakarta : Penebar Swadaya.
Ohorella, A., 2013. Identifikasi residu pestisida golongan organoklorin bahan aktif lindan pada wortel di Pasar Tradisional (Pasar Terong) dan Pasar Moderen (Swalayan Ramayana M’tos) Kota Makassar tahun 2013.Skripsi.Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Mustiana, 2004. Studi kandungan pestisida pada kacang panjang dan kol di Swalayan Gelael dan Pasar Terong Kota Makassar tahun 2004. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan masyarakat. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Mulyono, S., 2009. Bercocok tanam kubis. Bandung : Ganeca Exact.
Maruli, A., Santi, D. N., & Naria, E., 2012. Analisa kadar residu insektisida golongan organofosfat pada kubis (brassica oleracea) setelah pencucian dan pemasakan di desa dolat rakyat kabupaten karo tahun 2012.http://jurnal.usu.ac.id/index.php/lkk/article/view/1635/937. diakses 2 Juni 2013.
Kepmentan, 2001. Tentang syarat dan tata cara pendaftaran pestisida. Jakarta: Departemen Pertanian RI.
Kasjono, H.S., &Yasril, 2009. Teknik sampling untuk penelitian kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Djojosumarto, P., 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka. Indraningsih, 2008. Pengaruh penggunaan insektisida karbamat terhadap kesehatan ternak dan produknya. Wartazoa, 18 (2), hal. 101 – 114.
Ditjen Tanaman Pangan, 2006. Metode pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian. Jakarta : Departemen Pertanian RI.
Direktorat Jenderal PPM & PLP, 1992. Pemeriksaan Cholinesterase Darah dengan Tintometer Kit. Jakarta : Depkes RI.
BTKL-PPM, 2009. Analisis dampak penggunaan pestisida terhadap petani dan lingkungan di Kecamatan Tanete Kabupaten Bone tahun 2009. Makassar : BTKL-PPM Makassar.
BSN, 2008. Standard Nasional Indonesia batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.
Badan POM, 2010a. Klorpirifos,Jakarta :Sentra Informasi Keracunan Nasional Badan POM. http://ik.pom.go.id/katalog/Klorpirifos.pdf. diakses 2 Juni 2013.
Ariadi, 2004. Faktor2 resiko penggunaan pestisida terhadap keracunan pada petani kol di desa Eran Batu Kecamatan Baraka kabupaten Enrekang tahun 2003.Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Anonim, 2012. Panduan penulisan skripsi. Makassar : Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Alsuhendra, 1998. Studi residu petisida pada bahan makanan dan pengaruhnya terhadap keaadan biokimia darah dan organ tubuh tikus. Tesis. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Afriyanto,2008. Kajian keracunan pestisida pada petani penyemprot cabe di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.Thesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Achmadi, U.F. Aspek Kesehatan Kerja Sektor Informal. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia. DepKes RI. Jakarta, 1991.

Penelitian Kesehatan Masyarakat- Headline Animator